Hati-hati minum Parasetamol

Parasetamol bisa jadi merupakan salah satu obat yang paling banyak di konsumsi. Berbagai merek obat panas, sakit kepala, batuk pilek serta indikasi-indikasi lain ternyata mengandung bahan baku yang satu ini. Tidak dapat disalahkan, Parasetamol memang dikenal efektif untuk mengurangi nyeri dan demam. Selain itu, relatif aman (misalnya tidak memicu sakit maag dan perdarahan lambung) dan murah pula harganya.

Sayangnya, karena mungkin dianggap “sangat aman”, kelebihan tersebut banyak digembar-gemborkan bahkan menjadi nilai jual suatu produk. Akibatnya, konsumen bisa terlena dan lupa bahwa dibalik setiap obat apapun sesungguhnya ada efek samping yang mengintai. Mulai dari gangguan ringan sampai kematian.

Efek samping Parasetamol

Dalam dosis wajar, Parasetamol memang aman. Namun dalam dosis besar ia dapat menimbulkan efek samping khususnya kerusakan hati. Berapa dosis yang berbahaya? Bisa berbeda-beda tergantung usia, berat badan, kondisi pengguna dll. Namun, pada umumnya dosis 4.000 mg per hari dianggap sebagai dosis maksimal bagi orang dewasa, sedangkan dosis untuk anak diukur berdasarkan berat badannya. Yang jelas, tentu jauh lebih kecil daripada orang dewasa.

Dosis maksimal sebesar 4.000 mg untuk orang dewasa tampaknya sangat besar dan tidak mungkin tercapai. Tapi tanpa kita sadari, dosis sebesar itu bisa saja kita konsumsi. Bayangkan saja, sebagian besar obat panas dan sakit kepala (untuk orang dewasa) berisi Parasetamol dengan kandungan sekitar 500 mg. Bahkan pada saat ini sudah tersedia obat dengan kandungan Parasetamol yang lebih besar daripada 500 mg, misalnya 650 mg. Itu artinya, 4.000 mg akan setara dengan hanya 6-8 butir obat. Bila sakit kepala hebat dan kita mengonsumsi obat tersebut 3-4 kali sehari dan setiap kalinya 2 tablet, maka dosis tersebut akan tercapai bahkan terlewati.

Mari kita ambil contoh kasus. Seseorang pergi ke dokter dan mendapat obat batuk pilek di mana salah satu unsur yang terkandung dari obat tersebut adalah Parasetamol, namun si pasien tidak tahu (dan hal ini cukup umum terjadi, bukan hal yang aneh apalagi langka). Lalu, karena merasa kepalanya masih sakit, ia memutuskan untuk minum obat sakit kepala yang dibeli sendiri di warung dengan asumsi bahwa obat bebas dari warung pasti aman karena tidak sekuat obat dari dokter. Padahal obat sakit kepala dari warung itu pun ternyata mengandung Parasetamol. Yang terjadi adalah ia mengonsumsi Parasetamol dalam dosis yang berlipat.

Pada kasus lainnya, seseorang merasa badannya ngilu disertai pilek. Agar bisa tetap bekerja, ia memutuskan untuk minum obat pilek dari warung dan juga obat yang katanya bisa mengurangi nyeri otot. Ternyata, ada kandungan yang sebenarnya sama di dalam kedua obat tersebut. Apalagi kalau bukan si Parasetamol.Apakah orang tersebut menyadari hal ini? Hampir pasti tidak.

Bagaimana kerusakan organ hati bisa terjadi?

Saat kita mengonsumsi Parasetamol, sebagian besar dari obat tersebut akan diserap dengan cepat melalui dinding usus ke dalam pembuluh darah. Namun ada sekitar 25% obat akan langsung dibuang melalui organ hati. Hati akan mengubah Parasetamol menjadi bentuk yang mudah dibuang melalui urin.

Mekanisme kerusakan hati akibat Parasetamol sesungguhnya disebabkan oleh kenyataan tersebut. Dalam dosis normal, substansi yang terbentuk tidak berbahaya dan mudah dibuang, namun dalam keadaan overdosis, terbentuklah suatu substansi yang toksik yang dikenal dengan nama N -acetyl-benzoquinoneimine (NAPQI). Dan substansi inilah yang menjadi biang kerok kerusakan hati.

Parasetamol memang memiliki rentang keamanan yang cukup sempit. Artinya, sedikit dosis melebihi dosis maksimal sudah berpotensi menimbulkan efek samping. Bahkan bila kita mengonsumsi dosis berlebih dalam jangka pendek, efek samping akut masih bisa terjadi.

Pada sebagian orang, misalnya para pengonsumsi alkohol dan penderita gangguan hati, dosis yang lebih kecil sudah bisa menimbulkan efek samping.

Parasetamol dalam kemasan cair yang diperuntukan bagi anak pun bisa menimbulkan overdosis karena dosis per sendok yang tidak standar. Misalnya ada produk yang memiliki kandungan Parasetamol sekitar 120 mg per sendok takar, tapi ada pula yang sekitar 160 mg per sendok takar. Suatu perbedaan dosis yang cukup jauh, khususnya bagi anak-anak. Bila orang tua tidak menyadari perbedaan ini dan mengonsumsi sendiri tanpa petunjuk dokter (karena parasetamol toh dijual bebas di warung), kesalahan bisa saja terjadi.

Apa yang harus dilakukan?

  1. Lebih berhati-hati saat mengonsumsi obat. Baca kandungan obat yang diberikan, khususnya bila obat tersebut adalah obat bebas.
  2. Ikuti petunjuk dokter bila obat tersebut berdasarkan resep dokter
  3. Jangan menambahkan obat bebas saat mengonsumsi obat dokter kecuali telah disetujui oleh dokter
  4. Utamakan pencegahan penyakit, bukan penyembuhan
  5. Bila merasa ada yang aneh setelah mengonsumsi suatu obat, segera hubungi dokter Anda

Apakah Parasetamol masih boleh dikonsumsi?

Sampai saat ini Parasetamol masih dianggap cukup aman dan efektif, asal penggunaannya sesuai aturan dan kondisi pengguna.

Published in: on Agustus 5, 2009 at 5:24 pm  Comments (6)  
Tags: ,

The URI to TrackBack this entry is: https://klinikku.wordpress.com/2009/08/05/hati-hati-minum-parasetamol/trackback/

RSS feed for comments on this post.

6 KomentarTinggalkan komentar

  1. Reblogged this on @nikmah26.

  2. Saya ibu menyusui,sy skt kepala krna pilek dan tenggorokan skt,sy minum hanya parasetamol saja 500mg.aman ngga? Skt kepalanya lbh dominan dan leher blkg kpla.

  3. Dear bu Rahayu, secara umum, minum Paracetamol 500 mg aman untuk ibu yang sedang menyusui. Namun ibu juga harus memperhatikan kondisi sakit ibu. Misalnya bila sakit tenggorok sangat parah dan sampai perlu antibiotik, jangan sampai tidak diminum karena khawatir yang berlebih. Memang antibiotik tidak boleh diminum sembarang, namun juga harus diminum bila diperlukan.

    Bila setelah konsumsi Paracetamol dalam 2-3 hari kondisi belum kunjung membaik, kunjungi dokter keluarga ibu untuk mendapat pemeriksaan yang lebih seksama.

    Jangan lupa minum air putih yang cukup ya bu.

  4. Anak saya usianya 4.5 thun. Kadang demam tinggi.dan pernah step. Lalu pergi kedokter dia memberikan obaqt terkandung para setamol. 3 x sehari.
    namun karena malam panas sangat tinggi tengah malam. kami memberi minum sirup parasetamol. berdasarkan anjuran dokter.. Menurut dokter itu keadaan panas tiniggi boleh dibeikan 4 jam sekali. Bagaimana bu apa itu benar. Dan bagaimana sebaiknya. Supaya tidak melebihi dosis. Dan emang pernah sewaktu panas tinggi si anak bilang sakit di sekitar dadanya sesudah deiburikan sirup tersebut.

  5. Sebenarnya Parasetamol sejauh ini masih dianggap sebagai salah satu obat yang cukup “aman” sehingga umumnya diberikan sebagai obat pertama saat demam.

    Pada saat demam tinggi, bisa dilakukan peningkatan dosis atau peningkatan frekuensi pemberian parasetamol. Peningkatan frekuensi lebih umum digunakan karena lebih mudah dijelaskan juga kepada masyarakat umum, misalnya dari 3 kali sehari menjadi 4 kali sehari (atau seperti yang diceritakan menjadi 4 jam sekali). Hal ini boleh saja dilakukan sepanjang tidak melebihi batas maksimal yang diperbolehkan dan tidak untuk jangka panjang.

    Alih-alih menaikan dosis, sebagian dokter lebih menyukai memberikan obat demam dalam bentuk kombinasi, misalnya kombinasi Parasetamol dengan ibuprofen, metamizol, asetosal, atau bentuk-bentuk kombinasi lain dengan harapan tercapai dosis efektif untuk menurunkan demam (khususnya demam tinggi) namun efek samping lebih minimal.

    Tentu saja hal ini tergantung dari diagnosa dan pertimbangan dokter saat memeriksa pasien dan bisa berbeda antara pasien satu dengan lainnya.

    Namun sekali lagi yang ingin saya tekankan adalah jangan karena Parasetamol dianggap “aman”, pemakaiannya menjadi berlebihan karena tetap saja dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

  6. At this time I am going to do my breakfast, afterward having my breakfast comingnyet again to read additional news. Click http://d2.ae/hool090730


Tinggalkan komentar